Friday, 19 June 2015

DEA dan sepeda.....


GOWES. Awalnya istilah itu terdengar asing bagiku.  Yah biasanya sih sepedaan di sekitar dekat rumah kayak nyepeda ke gereja, nyepeda ke rumah tetangga, nyepeda ke warung dan paling jauh nyepeda ke pasar Godean. Hahaha. Cetek sekali ilmu pergowesanku.

Bermula dari kekagumanku pada salah satu teman SMA bernama Primasta Mahardika Kristami (sebut saja namanya Prima) yang hobi bersepeda dan sering mengunggah foto-foto gowesnya di Facebook. “Ah keren sekali, anak cewe kuat bersepeda sampai jauh-jauh”, pikirku waktu itu. KECE BADAI kalau istilahnya anak muda zaman sekarang. Karena penasaran, aku kepo foto-foto gowesnya di FB. Woooplaa, tergugahlah hatiku buat mencari tantangan baru yaitu sepedaan ke destinasi-destinasi wisata (*ga cuma sepedaan beli sayur :p)



Aku dan Primasta saat menaklukkan tanjakan-tanjakan menuju Goa Jepang Pundong


Ga lama kemudian, aku mencoba hubungi Primasta lewat chat FB (*ga pernah sekelas & se-ekskul sama dia pas SMA jadi ga punya nomornya). Sempet hopeless juga karena dia baru bales chat-ku hampir  2 minggu kemudian. Kami pun tukar menukar kontak HP. Waktu aku hubungi via SMS dan Whatsapp kembali tak ada jawaban. Yaah hopeless lagi deh. Kamu sibuk bingits sih prim :D. Usut punya usut ternyata dia ga punya pulsa waktu itu :D setelah dia punya pulsa sms & paketan internet, kami saling kontak via BBM dan merencanakan kopdar pertama kami.

Primasta ngajak gowes ke hutan pinus sebagai destinasi kopdar pertama kami. BUSET! Aku yang belum pernak nanjak-nanjak ini langsung menolak ajakannya. Sorry ye prim, aku mah apa atuh xD. Finally, ajakan Prima ke jembatan gantung Imogiri aku terima.

Di Sabtu pagi yang cerah (awal Februari 2015), pasukan tiga serangkai temen SMA (Dea,Primasta, dan Rake) siap menuju destinasi kopdar perdana kami. Jam 5.30 aku nunggu Primasta di Perempatan Bugisan. Lalu kami bertolak ke selatan menuju Kasongan untuk menemui Rake disana. Kami pun mengayuh sepeda pelan-pelan menyusuri jalan-jalan kampung. Rute yang kami lalui yaitu dari Kasongan melewati Sewon,lalu ke Jetis, lalu menuju Palbapang, lalu melewati Jembatan gantung Pundong. Setelah melewati jembatan gantung Pundong, perjalanan dilanjutkan melewati perbukitan-perbukitan yang ada di Pundong (arah ke Goa Cerme). Mampus dah goweser amatiran kayak aku harus melewati beberapa tanjakan yang bikin kewer-kewer, yah emang namanya pengalaman itu guru yang paling berharga yah, karena belum terbiasa ngelewatin tanjakan jadinya ya gini deh, kewer-kewer oleh tanjakan-tanjakan. Primasta & Rake mah bisa dengan santainya melahap tanjakan, Sumpeh rasanya pengen nangis. Bukan pengen nangis karena harus nuntun, tapi pengen nangis karena sedih deh udah ngecewain kedua temenku itu *sok drama biar so sweet dikit.

Setelah sukses melewati semua tanjakan, kami pun mampir di warung dekat pasar Imogiri. Kami memutuskan tidak melanjutkan perjalan ke Jembatan gantung Imogiri karena sudah hampir siang dan saya ada kewajiban ngelesin jam 12 siang. That was so sad to say,,I was so sorry to Primasta and Rake at that time. I have made you all disappointed.


Aku dan Primasta cuma sempet mejeng di depan Polsek Imogiri xD



Semua pengalaman pasti memberi kesan. Entah kenapa meski pengalaman gowes pertama bareng srikandi keren cukup gagal -_-, tapi setidaknya bisa membuatku candu untuk terus “pancal pedal”. Gowes pertamaku dengan Primasta dan Rakemembuatku kecanduan bersepeda dan akhirnya aku jadi rajin gowes ke tempat wisata alam tiap weekend dan kadang gowes ke tempat bekerja.

“Pancal pedal” pun ternyata tidak mudah. Tiap orang memang harus belajar. Sejak peristiwa itu, aku rajin berlatih sepeda, baik di jalan datar maupun tanjakan. Aku ga ingin mengecewakan kedua temanku  itu jika kami kembali bersepeda bersama lagi.

#TANYA MENGAPA



No comments:

Post a Comment