Indonesia mampu memproklamasikan kemerdekaannya berkat perjuangan
para pahlawan hingga titik darah penghabisan. Beratus-ratus tahun silam
ketika pihak kolonial menginjakkan kaki pertamanya di bumi Indonesia,
disitulah perjuangan dan semangat bangsa Indonesia mulai diuji. Mereka
juga mempekerjakan masyarakat pribumi Indonesia untuk bekerja kasar
dimana keuntungannya dipakai pihak kolonial. Mereka mengeksploitasi
hampir seluruh kekayaan bangsa Indonesia dan menjadikan bangsa ini
sebagai boneka mereka.
Hingga muncul banyak oknum-oknum yang tidak kuasa menyaksikan penderitaan dan jerit tangis masyarakat bangsa Indonesia oleh karena perbuatan keji bangsa penjajah. Mereka melakukan perlawanan-perlawanan terhadap penjajah untuk menyelamatkan kondisi bangsa Indonesia. Dengan semangat dan keberanian yang membara, mereka tak gentar melawan bangsa penjajah. Merekalah yang disebut sebagai pahlawan bagi kemerdekaan bangsa. Jasa-jasa dan perjuangan mereka patut kita teladani dan kita hormati.
Meskipun kaum penjajah telah 70 tahun yang lalu kembali ke negara asalnya dan bangsa Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa, sebenarnya bangsa ini masih membutuhkan hadirnya seorang pahlawan meskipun era kolonialisme sudah berakhir yaitu pahlawan sejati yang mempersembahkan jiwa raganya untuk membebaskan bangsa ini dari keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan. Kini bangsa Indonesia tidak lagi dijajah seperti pada masa penjajahan silam, tapi kini dijajah oleh keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan. Pemberantasan keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan tersebut adalah kewajiban kita sebagai generasi penerus bangsa. Hal tersebut dapat diwujudnyatakan dengan cara tekun dalam menuntut ilmu dan mengembangkan bakat dan minat masing-masing.
Dengan modal pendidikan tinggi akan dapat membawa nasib bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan menuntun bangsa Indonesia pada posisi yang setara dengan negara-negara maju., karena generasi penerusnya dapat membenahi segala aspek kehidupan bangsa. Selain itu, kaum muda juga harus mampu mengharumkan nama bangsa dengan berani berlaga di kancah internasional sesuai talenta kita masing-masing. Dengan menorehkan prestasi di kancah internasional, dapat menjadi ajang pembuktian terhadap dunia bahwa Indonesia bukanlah negara yang berada di garis kebodohan dan keterbelakangan.
kini dapat kita jumpai produk-produk luar negeri dan instansi-instansi luar negeri telah merajalela di seluruh pelosok negeri ini. Betapa sakit dan teririsnya hati kita jika melihat kenyataan ini, karena uang hasil pendapatan produk dan instansi luar negeri tersebut justru akan masuk di kas keuangan luar negeri kan? Padahal tempat produksinya di Indonesia dan para konsumennya adalah orang Indonesia sendiri lho. Kita nggak mau kan Indonesia dijajah lagi oleh negara yang lebih maju di era globalisasi ini?
Jadi, sebelum Indonesia tenggelam dalam lautan penderitaan karena dijajah oleh negera lain lagi di era globalisasi ini, kini saatnya kita untuk menyingsingkan lengan baju kita untuk senantiasa memajukan bangsa Indonesia menuju gerbang kehidupan yang lebih aman, makmur dan sejahtera. Ingatlah kawan! Perjuangan kita sebagai tunas bangsa masih terbentang luas untuk memajukan negeri ini!
Hingga muncul banyak oknum-oknum yang tidak kuasa menyaksikan penderitaan dan jerit tangis masyarakat bangsa Indonesia oleh karena perbuatan keji bangsa penjajah. Mereka melakukan perlawanan-perlawanan terhadap penjajah untuk menyelamatkan kondisi bangsa Indonesia. Dengan semangat dan keberanian yang membara, mereka tak gentar melawan bangsa penjajah. Merekalah yang disebut sebagai pahlawan bagi kemerdekaan bangsa. Jasa-jasa dan perjuangan mereka patut kita teladani dan kita hormati.
Meskipun kaum penjajah telah 70 tahun yang lalu kembali ke negara asalnya dan bangsa Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa, sebenarnya bangsa ini masih membutuhkan hadirnya seorang pahlawan meskipun era kolonialisme sudah berakhir yaitu pahlawan sejati yang mempersembahkan jiwa raganya untuk membebaskan bangsa ini dari keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan. Kini bangsa Indonesia tidak lagi dijajah seperti pada masa penjajahan silam, tapi kini dijajah oleh keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan. Pemberantasan keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan tersebut adalah kewajiban kita sebagai generasi penerus bangsa. Hal tersebut dapat diwujudnyatakan dengan cara tekun dalam menuntut ilmu dan mengembangkan bakat dan minat masing-masing.
Dengan modal pendidikan tinggi akan dapat membawa nasib bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan menuntun bangsa Indonesia pada posisi yang setara dengan negara-negara maju., karena generasi penerusnya dapat membenahi segala aspek kehidupan bangsa. Selain itu, kaum muda juga harus mampu mengharumkan nama bangsa dengan berani berlaga di kancah internasional sesuai talenta kita masing-masing. Dengan menorehkan prestasi di kancah internasional, dapat menjadi ajang pembuktian terhadap dunia bahwa Indonesia bukanlah negara yang berada di garis kebodohan dan keterbelakangan.
kini dapat kita jumpai produk-produk luar negeri dan instansi-instansi luar negeri telah merajalela di seluruh pelosok negeri ini. Betapa sakit dan teririsnya hati kita jika melihat kenyataan ini, karena uang hasil pendapatan produk dan instansi luar negeri tersebut justru akan masuk di kas keuangan luar negeri kan? Padahal tempat produksinya di Indonesia dan para konsumennya adalah orang Indonesia sendiri lho. Kita nggak mau kan Indonesia dijajah lagi oleh negara yang lebih maju di era globalisasi ini?
Jadi, sebelum Indonesia tenggelam dalam lautan penderitaan karena dijajah oleh negera lain lagi di era globalisasi ini, kini saatnya kita untuk menyingsingkan lengan baju kita untuk senantiasa memajukan bangsa Indonesia menuju gerbang kehidupan yang lebih aman, makmur dan sejahtera. Ingatlah kawan! Perjuangan kita sebagai tunas bangsa masih terbentang luas untuk memajukan negeri ini!
No comments:
Post a Comment