Thursday, 2 July 2015

Mengejar Pesona Alam di Barat Kota Jogja

Yogyakarta tidak akan pernah kehabisan destinasi wisata menarik untuk dikunjungi. Entah itu destinasi wisata pantai, gunung, air terjun, desa wisata, candi, goa dan lain-lain ada di daerah istimewa ini. Masing-masing kawasan punya ciri khas destinasi wisatanya; contoh kawasan selatan DIY yang kaya akan wisata pantainya, kawasan Sleman timur yang kaya akan bangunan heritage-nya, dan lain-lain.

Mungkin kawan-kawan goweser jarang (atau belum pernah?) mengayuhkan sepeda ke kawasan sebelah barat laut kota Jogja (Sleman barat) yang satu ini: Seyegan. Jika kawan-kawan mencari rute bersepeda dengan jalan yang datar dan melewati banyak pemandangan indah maka gowes ke Seyegan, Sleman bisa menjadi pilihan menarik. Kawasan yang termasuk dalam area sub-urban ini merupakan kawasan yang syahdu di Sleman bagian barat. Jauh dari kebisingan kota dan menyimpan banyak potensi alam dengan pemandangan yang indah tentunya.

#Persawahan di Seyegan yang elok

Untuk menuju kawasan Seyegan pun tidak sulit. Jika dari arah kota Jogja, kawan-kawan dapat melewati Jl.Godean lurus ke barat hingga melewati perempatan Demakijo (Ring Road barat). Setelah itu masih lurus ke barat hingga menemui perempatan Pasar Godean dan silahkan berbelok ke utara (belok kanan jika dari arah timur) setelah Pasar Godean menyusuri Jl. Jae Sumantoro, Godean dengan berpemandangan hamparan sawah hijau. Anda akan memasuki daerah Seyegan kurang lebih 1,5 km dari Pasar Godean ke utara.

Lalu, apa saja destinasi wisata yang bisa dikunjungi di sana? Berikut beberapa tempat di daerah Seyegan yang saya rekomendasikan untuk jadi destinasi wisata saat gowes :
1.   Tiga Gunung yang Elok
Seyegan memiliki tiga gunung di dusun Japanan, yaitu Gunung Ngampon,Gunung Gedang dan Gunung Wungkal. Dusun Japanan berada kurang lebih 1,5 km dari arah utara Pasar Godean (melewati Jl.Jae Sumantoro). Tempat tersebut sering dijadikan tempat tracking maupun berkemah. Sayang sekali, masyarakat setempat belum mengembangkan tempat tersebut sebagai destinasi wisata. Padahal menurut saya, tempat tersebut akan sangat berpotensi jadi kawasan wisata. Namun tak apalah, udara yang sejuk dipadu dengan pemandangan gunung yang hijau cukup membuat senang saat gowes kemari.

#Jalan masuk ke Gunung Gedang

2.    Tuk Si Bedug
Tuk Si Bedug terletak tidak jauh dari Dusun Japanan ( ke utara kurang lebih 700 meter). Tuk Si Bedug ini merupakan mata air peninggalan Sunan Kalijaga yang terletak di seberang Selokan Mataram. Masyarakat sekitar menjadikan tempat ini sebagai tempat berendam yang diyakini untuk membersihkan diri dari dosa. Tempat ini juga dipakai sebagai tempat tujuan kirab budaya atas hasil panen warga setempat. Pemandangan di sekitar Tuk Si Bedug juga tak kalah menarik. Di sebelah utaranya terdapat Selokan Mataram dan di kiri kanannya terhampar sawah hijau yang luas.

#Tuk Si Bedug


#Pemandangan di sekitar Tuk Si Bedug

3.    Embung Krapyak, Margoagung
Bertolak dari Tuk Si Bedug menuju ke arah utara (lagi) dengan tetap melewati jalan yang sama (Pasar Godean lurus ke utara), kawan-kawan akan menemui destinasi wisata selanjutnya. Hamparan sawah hijau yang luas tak kan henti-hentinya menyegarkan mata sepanjang perjalanan. Begitu sampai di perempatan Seyegan, beloklah ke kiri dan terus menuju ke arah utara hingga sampai di dusun Krapyak Desa Margoagung. Jalan masuk menuju destinasinya selanjutnya kurang lebih 700 meter hingga akhirnya kami sampai di tempat itu, yaitu di Embung Krapyak. Embung ini tergolong masih baru karena baru saja diresmikan oleh Bupati Sleman. Keberadaan embung ini diharapkan mampu mencukupi kebutuhan akan sumber daya air terutama pada sektor pertanian. Pasalnya, Seyegan merupakan daerah pengembang pertanian di Kabupaten Sleman.

#Embung Krapyak di kala senja


#Menikmati keindahan embung yang dipercantik sinar matahari yang hendak terbenam

Waktu saya gowes ke sana, ternyata banyak anak-anak kecil yang bersepeda juga ke embung Krapyak. Senang rasanya melihat mereka bersepeda dengan riang. Oya, saya sarankan untuk mengunjungi embung ini pada pagi/sore hari karena Anda akan mendapatkan view sunrise/sunset yang bagus untuk background foto. Keindahannya terpancar dari bayang-bayang pohon-pohon di sekitar embung yang terkena pantulan sinar sang surya yang hendak terbit dan terbenam.

Jadi, dengan melewati satu jalan yang sama (Pasar Godean lurus terus ke utara), Anda akan mendapati tiga tempat menarik sekaligus. Seyegan juga kaya akan potensi kesenian budayanya, antara lain kesenian jathilan, ketoprak, karawitan, campursari, dan lain-lain. Jika masyarakat sekitar sedang menggelar pertunjukan kesenian tersebut maka akan jadi bonus bagi para goweser, karena bisa gowes menikmati alam dan menikmati pertunjukan kesenian sekaligus.

Dikarenakan tempat tinggal saya berada di perbatasan Gamping-Godean, maka untuk menuju Seyegan dengan bersepeda tidaklah memakan banyak waktu. Anda dapat mengukur sendiri seberapa jauh dan seberapa lama untuk gowes ke kawasan Seyegan.

Alam dan seisinya memang menarik untuk dinikmati keindahanya, apalagi jika kita juga bisa menikmati setiap kayuhan sepeda kita saat menjelajah alam. Selamat menikmati alam Seyegan dengan bersepeda :)



























3 comments:

  1. Selamat pagi, blogger!..

    memang indah jogja sebagai potensi wisata, namun saya mencermati tulisan Anda pada nomor 1;

    "Tempat tersebut sering dijadikan tempat tracking maupun berkemah. Sayang sekali, pemerintah desa belum mengkomersialkan tempat tersebut. Padahal menurut saya, tempat tersebut akan sangat berpotensi jadi kawasan wisata. "

    frasa "pemerintah desa belum mengkomersialkan" menurut saya kurang cocok sebagai pesepeda menyikapi permasalahan wisata.

    1. wisata seharusnya dikelola oleh masyarakat (dalam konteks ini) bagi masyarakat (campur tangan pemerintah seharusnya regulasi yang berpihak di kedua sisi: masyarakat penyelenggara juga wisatawan) [sudah banyak contoh masyarakat berdaya memberdayakan desanya sbg objek wisata]

    2.kata komersialisasi sangat erat dg "profit" yang berarti hanya menimbun kekayaan di satu pihak. apakah nanti keadaaan seperti ini yang diharapkan penulis terhadap keindahan DIY?
    bukankah wisata yang ramah, alami, dan terjangkau yang dicari wisatawan (terutama wisata pesepeda seperti anda)

    3. saya lupa, jadi selamat pagi, dan selamat bersepeda saja :)

    salam sepeda!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo mas @Sabtu Pahing ...

      Terima kasih atas kesediaannya membaca tulisan saya dan atas koreksinya pada bagian kata "pemerintah desa belum mengkomersialkan". Terima kasih telah diingatkan kembali pada kata-kata yang kurang saya perhatikaan maknanya saat proses penulisan. Untuk pelajaran ke depan, saya akan memperhatikan detial setiap makna kata yang akan digunakan. Terima kasih, salam sepeda :)

      Delete